Situs Tentang Seputar Dasar Teknik Otomotif

Wikipedia

Hasil penelusuran

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tugas Tune Up Avanza

LATAR BELAKANG Tugas Tune Up Avanza

Kendaraan terdiri dari sejumlah komponen, dengan dioperasikannya dalam waktu tertentu, maka kemampuan komponen yang fungsional ( termasuk minyak pelumas dan kampas ) akan berkurang karena terjadi keausan, memburuk, berkarat, atau ada bagian-bagian yang perlu penyetelan. Tune Up adalah Menyetel ulang, membersihkan, serta mengganti komponen yang telah rusak atau aus dan melakukan perawatan berkala akibat penggunaan mobil terus menerus. Dengan kata lain Tune Up mesin adalah tindakan untuk mengembalikan kondisi mesin mobil pada taraf kerja mesin optimal. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan antara lain adalah menyetel ulang, membersihkan serta mengganti komponen yang telah rusak atau aus.





Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tune up mesin antara lain, sipakan peralatan yang diperlukan, tempat kerja atau bengkel bersih dari kotoran sehingga komponen-komponen mesin yang dibukan dan ditempatkan tidak kotor terkena debu. Kabel dari terminal baterai (accu) dilepas. Gunakan penunjang tetap jika kendaran didongkrak. Jangan sekali-kali menggunakan pahat atau palu untuk membuka mur baut yang memungkinkan mur baut tersebut lecet atau rusak. Jika menghendaki penggantian suku cadang mesin, gantilah dengan suku cadang yang asli.


TUJUAN Tugas Tune Up Avanza


· Memperlambat kerusakan komponen mesin


· Menjaga kualitas mesin


· Mengembalikan kondisi mesin ke standar awal


· Mengoptimalkan kinerja mesin menjadi prima


PERSIAPAN DAN KELENGKAPAN KERJA Tugas Tune Up Avanza


A. Perlengkapan Keselamatan Kerja


· Fender Cover, pasangkan fender cover pada kendaraan untuk melindungi fender kendaraan dari goresan maupun kotoran.


· Grill Cover, pasangkan grill cover untuk menutup bagian depan kendaraan.


· Steering Cover, pasangkan steering cover pada roda kemudi agar tidak kotor.


· Floor Cover, untuk melindungi lantai kendaraan bagian depan ( driver )


· Seat Cover, untuk melindungi tempat duduk bagian depan.


· Sepatu Safety, untuk melindungi kaki.


· Wearpack, sebagai pakaian kerja.


· Sarung Tangan, untuk melindung tangan.


· Masker, sebagai pencegah kotoran masuk kehidung dan mulut.


B. Perlengkapan Alat kerja


· Tool Cady, sebagai tempat penyimpanan dan wadah alat kerja


· Kompresor , sebagai penyuplai utama udara bertekanan tinggi


· Kain Lap, untuk membersihkan alat kerja yang kotor


· Stall Servis, sebagai tempat service mobil


· Airgun, untuk membersihkan komponen yang kotor dan lainnya


· Bak Oli, sebagai wadah saat menguras oli


· Dongkrak, untuk mengangkat mobil


· Selang udara, sebagai penghubung kompresor dengan alat kerja tenaga udara


· Jackstand, sebagai penyangga body kendaraan


PEMERIKSAAN KOMPONEN Tugas Tune Up Avanza


a.) Air Filter (saringan udara)


Saringan udara harus diperiksa dan dibersikan secara rutin , sebab elementnya berangsur-angsur akan tersumbat dengan debu dan tidak dapat memberikan udara yang cukup pada mesin, menyebabkan tenaga mesin turun. Mesin avanza sendiri menggunakan seringan tipe kering.


Prosedur Pemeriksaan Tugas Tune Up Avanza :


1. Buka kap mobil


2. Lepas 4 pengikat tutup rumah saringan udara


3. Ambil Saringan udara


4. Periksa elemen saringan udara, apabila sudah sangat kotor maka ganti yang baru


5. Bersihkan saringan udara menggunakan air gun dari bagian dalam lalu di bagian luar.


6. Bersihkan juga rumah saringan udara dengan lap atau air gun


7. Pasang kembali Saringan udara dan tutup saringan udara


b.) Fuel Filter (saringan bahan bakar)


Saringan bahan bakar yang tersumbat akan menyebabkan berkurangnya jumlah pengiriman bahan bakar ke injection pump saat dibutuhkan mesin pada kecepatan tinggi/pada beban yang besar. Buka kran penguras dan semprot saringan dengan airgun dari saluran in sampai sisa bahan bakar habis.

Prosedur Pemeriksaan Tugas Tune Up Avanza :


· Meletakkan bak di bawah saringan agar bahana bakar tidak tumpah.


· Mengendorkan saringan solar yang bekas dengan memutar berlawanan arah jarum jam menggunakan tangan.


· Membersikan tempat pemasangan agar saringan yang baru dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.


· Memutar saringan bahan bakar sampai permukaanya berhubungan.


· Memutar saringan bahan bakar dengan menambah 1/3-2/3 putaran.


c.) Oil Filter (saringan oli)


Oli yang kotor tidak dapat mencapai bagian-bagian mesin yang bergerak, bila saringan oli tersumbat, maka bagian-bagian (part) cenderung cepat menjadi aus. Oleh sebab itu saringan oli perlu diganti secara teratur.

Prosedur penggantian oli filter Tugas Tune Up Avanza :


· Menyiapkan bak oli dibawah kran penguras.


· Mengendorkan baut penguras untuk mengeluarkan oli mesin dengan kunci ring 14.


· Tunggu hingga oli habis kemudian pasang kembali baut penguras hingga kencang.


· Mengendorkan oli filter dengan memutarnya berlawanan jarum jam menggunakan kunci filter oli.


· Bersihkan tempat saringan Oli


· Pasang saringan oli yang baru sampai menggunakan tangan lalu kencangkan dengan kunci filter oli.


d.) Engine Oil (Oli Mesin)


Oli Mesin merupakan salah satu bagian terpenting dalam pengoperasian kendaraan. Oli berfungsi sebagai pelumas, pembersih, pendingin, dan perapat komponen-komponen mesin yang bekerja secara berkala dan terus menerus selama kendaraan berjalan. Maka diperlukan pengecekan dan pemeriksaan pada Oli Mesin secara berkala agar tidak terjadi kerusakan pada komponen mesin.


Pemeriksaan Volume Oli Mesin Tugas Tune Up Avanza :


· Tarik Stick Oli lalu lap, masukkan lagi sampai mentok lalu tarik.


· Periksa volume oli dengan melihat garis batas low – full pada stick oli


· Apabila berada digaris low, maka oli perlu ditambah dengan Oli standart Toyota (TGMO)


· Pengisian / Penambahan Oli Mesin dilakukan membuka tutup oli pada cover valve.


Pemeriksaan kualitas Oli Tugas Tune Up Avanza :


· Oleskan jari ke stick oli.


· Apabila oli terlalu encer, maka oli perlu diganti.


· Periksa kuantitas Oli, apabila oli berwarna :


- Hitam Pekat : tercampur karbon


- Putih Susu : tercampur air


- Merah : tercampur bensin


- Kelabu : tercampur serbuk bantalan


· Priksa kebocoran pada cylinder head, kemungkinan bocor karena pengencangan


baut cover valve kurang atau seal cover valve sudah rusak.


· Periksa kebocoran pada oil pan, kemungkinan bocor seal oli rusak, seal crank front


rusak atau seal crank rear rusak dan seal cover timming rusak.


· Kebocoran dekat pompa injeksi, kemungkinan seal O-ring pompa injeksi rusak.


e.) Van Belt (Tali Kipas)


Tali Kipas atau Van belt berfungsi untuk menghubungkan putaran mesin dengan Alternator dan Kipas Pendingin. Tali Kipas harus dalam keadaan yang tidak terlalu kendor atau juga tiak terlalu kencang agar tidak lepas atau putus. Tali kipas juga tidak boleh terlalu aus agar tidak terjadi slip dan menimbulkan bunyi saat berputar.


Memeriksa Kondisi Van Belt Tugas Tune Up Avanza :


1. Lepas Van belt dengan menggerakkan alternator keatas


2. Balik van belt, lalu lipat


3. Lihat kondisi ulirnya, apabila sudah retak atau aus maka harus diganti.


Menyetel defleksi Van Belt Tugas Tune Up Avanza :


1. Siapkan Spring Scale dan penggaris


2. Pasang vanbelt pada puli


3. Letakkan ujung penggaris pada sisi van belt


4. Tarik van belt menggunakan spring scale dengan tekanan 10 kg


5. Baca defleksi van belt pada penggaris ( Standar Defleksi : 7-11 mm)


6. Apabila kurang atau lebih, maka setel dengan menggerakkan alternator keatas atau kebawah, seteleh selesai kencangkan kembali alternator.


f.) Baterai (Aki)


Baterai sebagai penyuplai utama arus listrik kekomponen-komponen mesin yang membutuhkan listrik untuk bekerja seperti motor starter, koil, platina, dll harus dalam keadaan yang siap pakai dan cukup untuk menyediakan energy yang dibutuhkan oleh mesin. Maka baterai juga perlu untuk dicek dan diperiksa kondisinya.


Memeriksa Kondisi Baterai Tugas Tune Up Avanza :


1. Cek kotak baterai dari kebocoran dan cacat


2. Buka tutup ventilasi dan bersihkan lubang ventilasi


3. Bersihkan terminal baterai dari kerak dengan air panas atau amplas


4. Periksa volume elektrolit baterai dengan melihat garis batas volume elektrolit


5. Apabila dibawah atau berada digaris “low”, maka perlu ditambah dengan air aki


Memeriksa Tegangan Baterai Tugas Tune Up Avanza :


1. Siapkan multi tester dan arahkan selector pada range 50 DCV


2. Tempelkan testlead negative (hitam) ke terminal negative baterai dan testlead positif (merah) ke terminal positif baterai.


3. Baca hasil pengukuran pada multi tester (Standard : 12 volt)


4. Apabila kurang dari 12 volt maka baterai perlu diisi dengan battery charger


Mengukur Berat jenis Elektrolit baterai Tugas Tune Up Avanza :


1. Siapkan Hydrometer dan masukkan ke lubang pengisian


2. Pompa Hydrometer hingga elektrolit naik


3. Baca Hasil pengukuran : - Warna Hijau : Baterai dalam keadaan baik


- Warna Putih : Baterai perlu diisi ulang


- Warna Merah : Baterai sudah jelek dan harus diganti


g.) Sistem Pendinginan


Sistem Pendinginan merupakan salah satu komponen mesin yang berfungsi untuk mengkondisikan dan mensirkulasikan air pendingin agar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan mesin.


Memeriksa Sistem Pendinginan Tugas Tune Up Avanza :


1. Periksa Fisik Radiator dari kerusakan dan kebocoran


2. Periksa kran penguras, selang dan klem dari kebocoran dan kerusakan


3. Periksa volume air pendingin pada reservoir tank, apabila dibawah garis low maka tambah dengan air suling.


4. Periksa kondisi dan kualitas air pendingin, apabila air pendingin sudah sangat kotor maka perlu dikuras dan diganti dengan air pendingin yang baru.


5. Periksa suara bearing-bearing dengan stetoskop.


6. Pergantian air pendingin setiap kelipatan 20.000 km tanpa water coolant, jika menggunakan water coolant pergantian setiap kelipatan 40.000 km.


Memeriksa Kebocoran Radiator Tugas Tune Up Avanza :


1. Siapkan Radiator Tester


2. Buka tutup radiator, dan pasang radiatot terster pada lubang pengisian


3. Lalu pompa radiator tester sampai tekanan maksimum 0,9 kg/cm2


4. Tunggu beberapa saat, apabila jarum turun maka terdapat kebocoran pada radiator


Memeriksa Tutup Radiator Tugas Tune Up Avanza :


1. Pasang Radiator Tester pada tutup radiator


2. Pompa radiator tester sampai tekanan 0.9 kg/cm2


3. Apabila jarum penunjuk tidak turun maka tutup radiator sudah rusak


h.) Busi (spark plug)


Busi merupakan salah satu komponen mesin yang sangat penting. Tanpa busi, kendaraan tidak bisa hidup karena tidak ada api yang membantu pembakaran bahan bakar udara. Karena terjadi loncatan bunga api secara terus menerus pada elektroda, sehingga menyebabkan elektroda hangus dan juga celahnya mengecil. Maka perlu dilakukan pengecekan dan penyetelan pada celah busi agar sesuai dengan kondisi awal dan meningkatkan kinerja mesin.


Pemeriksaan Busi Tugas Tune Up Avanza :


1. Buka rumah saringan udara dengan melepas 5 baut 10mm yang mengikat.


2. Lepas 4 socket sensor koil


3. Lepas 4 koil dengan melepas 4 baut 10mm yang mengikat masing-masing koil


4. Lepas 4 busi dengan kunci busi ukuran 16.5 mm


5. Bersihkan ulir dan elektroda busi dengan sikat kawat


6. Apabila elektroda sudah hangus dan aus maka ganti dengan busi yang baru


Penyetelan Celah Busi Tugas Tune Up Avanza :


1. Siapkan Setelan Busi


2. Pilih Setelan pada 1.1 mm


3. Pasang setelan busi pada celah busi


4. Lalu setel sesuai dengan spesifikasi


5. Setelah penyetelan selesai, semprot ruang bakar dengan injector cleaner


6. Pasang kembali busi, koil dan sensor, dan terakhir pasang rumah saringan udara.


Troubleshooting Tune Up Toyota Avanza


Perbaikan ini dilakukan, apabila ada kerusakan khusus dalam mesin kendaraan yang akan mempengaruhi kinerja dari semua bagian sistem EFI (Electronic Fuel Injection).

TROUBLESHOOT


SISTEM


BERMASALAH


KEMUNGKINAN


Mesin Susah Hidup


Sistem Bahan bakar, EFI, dan Pengapian


· Jumlah suplai bahan bakar kurang


· Pompa bahan bakar rusak


· Baterai habis


· Injector tersumbat atau mati


· Socket injector mati


· Busi tidak memercik kan bunga api


Mesin Pincang / Bergetar Dengan Kuat


Sistem Pengapian dan EFI


· Busi tidak memercik kan bunga api


· Koil mati / Tidak meng


alirkan arus


· Injector tersumbat/tidak menyemprotkan bahan bakar


Mesin Mbrebet Pada Kecepatan Tertentu


Sistem Bahan bakar, EFI, dan Pengapian


· Percikan Busi terlalu kecil


· Saluran bahan bakar kotor


· Kualitas bahan bakar jelek


· Oli sudah terlalu kotor dan kental


· Injector kotor


· Saringan udara kotor


· Campuran bahan bakar udara tidak tepat


· Celah katup terlalu rapat


Mesin Boros


Sistem EFI Dan Pendinginan


· Setelan bahan bakar tidak tepat


· Throttle tidak rapat


· Setelan Katup tidak tepat


· Mesin Overheating


· Sistem saluran bahan bakar tidak tepat


· Injector bocor


Langkah – langkah Penanganan Masalah Tugas Tune Up Avanza :


· Lakukan pemeriksaan pada setiap kemungkinan kerusakan komponen

· Periksa keadaan komponen tersebut, menurut standarisasinya

· Bila sudah tidak layak pakai atau sudah tidak sesuai standar maka dapat dilakukan pergantian atau penyetelan ulang
Share:

Teknik Dasar Sepeda Motor

Teknik Dasar Sepeda Motor - merupakan panduan memahami cara kerja pada teknik sepeda motor, sepeda motor memiliki beberapa komponen utama, masing-masing komponen dibagi menjadi beberapa kelompok pada mesin sepeda motor seperti pada pembahasan berikut ini. komponen utama dasar motor terdiri dari beberapa komponen dan terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, serta bagian-bagian lainnya yang digabung menjadi satu agar menjadi sebuah sepeda motor.



1. Sistem Mesin
2. Sistem Kelistrikan
3. Rangka/Chassis

Masing-masing komponen dasar tersebut terbagi lagi menjadi beberapa bagian pengelompokkan kearah penggunaan, perawatan dan pemeliharaan yang lebih khusus yaitu :

Sistem Mesin Terdiri atas :

a. Sistem tenaga mesin sepeda motor sebagai sumber tenaga penggerak untuk berkendaraan, terdiri dari :

1. Mesin/engine
2. Sistem pembuangan
3. Sistem bahan bakar
3. Sistem pendinginan
4. Sistem pelumasan.

 b. Sistem transmisi penggerak merupakan rangkaian transmisi dan tenaga mesin ke roda belakang, berupa :

1. Mekanisme kopling
2. Transmisi
3. Mekanisme gear
4. Mekanisme starter

Sistem kelistrikan mekanisme kelistrikan dipakai untuk menghasilkan daya pembakaran untuk proses kerja mesin dan sinyal untuk menunjang keamanan berkendaraan. Jadi semua komponen yang berhubungan langsung dengan energi listrik dikelompokkan menjadi bagian kelistrikan. Bagian kelistrikan terbagi menjadi :

1. Kelompok pengapian
2. Kelompok pengisian
3. Kelompok beban

Rangka/Chassis terdiri dari beberapa komponen untuk menunjang agar sepeda motor dapat berjalan dan berbelok.

Komponennya adalah :

1. Rangka
2. Kelompok kemudi
3. Kelompok kemudi
4. Tangki bahan bakar
5. Kelompok suspensi
6. Tempat duduk
7. Kelompok roda
8. Fender

Aplikasi Ilmu Fisika Dalam Teknik Sepeda Motor maupun Dasar Motor Mempelajari sepeda motor juga memerlukan perhitungan fisika, beberapa besaran ukuran dipakai di bidang ini. Perhitungan fisika diperlukan untuk mengetahui : kapasitas mesin, volume silinder, perbandingan kompresi, kecepatan piston, torsi, tenaga, korelasi antara mesin dan kecepatan motor pada tiap posisi gigi dan daya dorong roda belakang dari sepeda motor, dll.

Kapasitas Mesin seperti pada artikel Pengertian Dasar Proses Kerja Motor 4T dan 2T Kapasitas mesin ditunjukkan oleh volume yang terbentuk pada saat piston bergerak keatas dari TMB (Titik Modar Bawah)/BDC (Bottom Dead Center) ke TMA (Titik Modar Atas)/TDC (Top Dead Center), disebut juga sebagai volume langkah. Volume langkah dihitung dalam satuan cc (cm3/cm cubic).

Rumus untuk menghitungnya adalah :



Contoh soal:

Brosur motor Suzuki Smash memuat data diameter silindernya 53,5 mm dengan langkah piston 48,8 mm, tentukan volume langkahnya.

Penyelesaian : Diketahui : D = 53,5 mm S = 48,8 mm Phi = 3,14

Ditanya Volume langkah ?

Jawab :

Jadi volume langkah dari motor Suzuki Smash tersebut adalah 109, 7 cc dibulatkan menjadi 110 cc. Volume Ruang Bakar Volume ruang bakar adalah volume dari ruangan yang terbentuk antara kepala silinder dan kepala piston yang mencapai TMA. Dilambangkan dengan Vc (Volume compressi) Volume Silinder

Volume silinder adalah jumlah total dari pertambahan antara volume langkah dengan volume ruang bakar.

Rumusnya : Vs = Vl + Vc

Keterangan : Vs= Volume silinder (cc) Vl = Volume langkah (cc) Vc= Volume ruang bakar (cc)

Perbandingan Kompresi :

Perbandingan kompresi adalah perbandingan volume silinder dengan volume kompresinya. Perbandingan kompresi berkaitan dengan volume langkah. Bila dinyatakan dalam suatu rumus maka :

Besarnya perbandingan kompresi untuk sepeda motor jenis touring berkisar antara 8 : 1 dan 9 : 1. Ini artinya selama langkah kompresi muatan yang ada di atas piston dimampatkan 8 kali lipat dari volume terakhirnya. Makin tinggi perbandingan kompresi, maka makin tinggi tekanan dan temperatur akhir kompresi.

Efisiensi Bahan Bakar dan Efisiensi Panas Nilai kalor (panas) bahan bakar perlu kita ketahui, agar neraca kalor dari motor dapat dibuat. Efisiensi atau tidak kerjanya suatu motor, ditinjau atas dasar nilai kalor bahan bakarnya. Nilai kalor mempunyai hubungan dengan berat jenis. Pada umumnya makin tinggi berat jenis maka makin rendah nilai kalornya. Pembakaran dapat berlangsung dengan sempurna, tetapi juga dapat tidak sempurna.

Pembakaran yang kurang sempurna dapat berakibat :

1. Kerugian panas dalam motor menjadi besar, sehingga efisiensi motor menjadi turun, usaha dari motor menjadi turun pula pada penggunaan bahan bakar yang tetap.

2. Sisa pembakaran dapat menyebabkan pegas-pegas piston melekat pada alurnya, sehingga ia tidak berfungsi lagi sebagai pegas torak.

3. Sisa pembakaran dapat pula melekat pada lubang pembuangan antara katup dan dudukannya, terutama pada katup buang, sehingga katup tidak dapat menutup dengan rapat.

4. Sisa pembakaran yang telah menjadi keras yang melekat antara piston dan dinding silinder, menghalangi pelumasan, sehingga piston dan silinder mudah aus. Efisiensi bahan bakar dan efisiensi panas sangat menentukan bagi efisiensi motor itu sendiri. Masing-masing motor mempunyai efisiensi yang berbeda.

Kecepatan Piston.Sewaktu mesin berputar, kecepatan Piston di TMA dan TMB adalah nol dan pada bagian tengah lebih cepat, oleh karenanya kecepatan piston diambil rata-rata dengan rumus sbb :

V = Kecepatan Piston rata-rata L = Langkah (m). N = Putaran mesin (rpm). Dari TMB, piston akan bergerak kembali keatas karena putaran poros engkol, dengan demikian pada 2x gerakan piston, akan menghasilkan 1 putaran poros engkol, jika poros engkol membuat N putaran, maka piston bergerak 2LN. Karena dinyatakan dalam detik maka dibagi 60.

rumus Torsi :

Torsi = gaya x jarak

Demikian mengenai sistem kerja pada Teknik dasar sepeda motor yang bisa saya jelaskan semoga bermanfaat untuk Anda sekain terima kasih...
Share:

3 Jenis Sistem Starter Dan Fungsinya

FUNGSI 3 JENIS SISTEM STARTER 

1. Sebagai Penggerak mula, ketika mesin pertama kali di nyalakan

TERDAPAT 3 JENIS SISTEM STARTER
Share:

Pengapian Yang Diatur Elektronik Spark Advance

Dahulu pengapian di atur oleh platina elektrik spark advance sekarang sudah berubah yaitu dengan koil yang sudah terpasang di masing- masing silinder seperti apa sistemnya semoga artikel di bawah ini bermanfaat. Sistem ESA ( Electronic Spark Advance ) adalah sistem yangmenggunakan ECU mesin untuk menentukan waktu pengapianberdasarkan sinyal dari barbagai sensor. ECU mesin mengkalkulasi waktu pengapian dari waktu optimal dalam memori sesuai kondisi mesin otomotif dan mengirim sinyal ke igniter. Waktu pengapian optimal pada dasarnya ditentukan menggunakan putaran mesin dan massa intake udara (manifold pressure).


Konstruksi

Sistem ESA terdiri dari berbagai sensor, ECU mesin, igniter, ignition coil dan busi.

Peranan sensor

Camshaft position sensor (sinyal G) : Ini mendeteksi sudut crank standar dan camshaft timing.

Crankshaft position sensor (sinyal NE) : Ini mendeteksi sudut crank dan putaran mesin.

Air flow meter atau manifold pressure sensor (sinyal VG atau PIM) : Ini mendeteksi massa intake udara atau manifold pressure.

Throttle position sensor (sinyal IDL) : Ini mendeteksi kondisi engine idling.

Water Temperature sensor (sinyal THW) : Ini mendeteksi suhu pendingin.

Knock sensor (sinyal KNK) : Ini mendeteksi kondisi ketukan.

Oxygen sensor (sinyal OX) : Ini mendeteksi konsentrasi oksigen dalam gas buangan

Peranan ECU mesin otomotif

ECU mesin menerima sinyal dari sensor, menghitung waktu pengapianoptimal untuk kondisi mesin, dan mengirim sinyal (IGT) ke igniter.
Share:

Sistem Variable Valve Timing Intelegent Milik Mobil Toyota

Mobil toyota memiliki Mesin yang berteknologi VVT-i (Variable Valve Timing with intelligence) sebenarnya sistem teknologi VVT-i sudah lama dikembang oleh Toyota. VVT-i merupakan pengganti atau upgrade teknologi sebelumnya yaitu VVT milik perusahaan Toyota tersebut sudah lama di terapkan dan digunakan pada awal tahun 1991. Mesin toyota yang sudah VVT-i memiliki keunggulan tersendiri sehingga mesin teknologi baru ini semakin efisien dan bertenaga selain itu dia juga ramah lingkungan dan hemat bahan bakar. Dalam mengendarai mobil yang bermesin VVT-i kita harus belajar dan tahu tentang dasar dari terciptanya teknologi VVT-i dikarenakan ingin mengoptimalkan torsi mesin baik itu dalam segi kecepatan atapun dalam kondisi pengemudian mobil bisa nyaman dalam setiap medan perjalanan dan tidak boros ketika mobil sedang konsumsi BBM oleh karena itu akan lebih efisien serta ramah lingkungan dikarenakan VVT-i telah menurunkan  tingkat polusi udara misalnya emisi bahan bakar bisa memiliki level serendah mungkin. 


Bagaimana cara kerjanya? Cara kerjanya cukup sederhana. Untuk menghitung waktu buka tutup katup (valve timing) yang optimal, ECU (Electronic Control Unit) menyesuaikan dengan kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle (akselerator) dan temperatur air. Agar target valve timing selalu tercapai, sensor posisi chamshaft atau crankshaft memberikan sinyal sebagai respon koreksi. Bahasa sederhananya sistem VVT-i akan terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan udara. Disesuaikan dengan pijakan pedal gas dan beban yang ditanggung demi menghasilkan torsi optimal di setiap putaran dan beban mesin.

Adopsi teknologi VVT-i ke mesin mobil juga memberikan kelebihan minimnya biaya pemeliharaan yang harus ditanggung. Sebab tune-up seperti setel klep dan lain sebagainya tidak diperlukan lagi. Namun demikian, sebaiknya tetap lakukan service berkala, hindari sembarangan bengkel, dan gunakan oli mesin dengan grade yang dibutuhkan sesuai dengan manual yang dikeluarkan pihak pabrikan mobil. Memilih sembarang bengkel untuk mobil ini menjadi pantangan, pasalnya mesin ini memerlukan komputer diagnosa khusus yang hanya tersedia dibengkel resminya.

Dasar Teknik Mengendarai Xenia dengan teknologi otomotif VVT-i

Mengendarai mobil bermesin VVT-i dengan benar dapat menghemat penggunaan bahan bakar sampai 30% dibanding mesin konvensional. Namun, mengendarai secara asal menghasilkan pemborosan sampai 20% dibanding mesin konvensional. Dibanding mesin konvensional, mesin VVT-i menghasilkan torsi yang besar pada putaran mesin rendah dan tenaga kuda (horsepower) yang berlimpah padan putaran mesin tinggi. Nah berikut ini adalah tips mengendarai mobil yang memakai mesin VVT-i

Pertama, pelajari karakteristik mesin VVT-i. Biasanya timing akan berubah antara putaran rendah dan putaran cepat pada 3000 rpm. Ini dapat dirasakan biasanya akselerasi lebih cepat setelah melewati rpm tersebut.

Kedua, kemudian cek pada putaran mesin berapa kendaraan bisa bergerak (jalan rata dan datar). Ini adalah rpm terendah dimana VVT-i menghasilkan 90% torsi , biasanya 2000 rpm.

Ketiga, kemudian anda perlu mengganti kebiasaan berkendara anda. Pindah gigi sesaat sebelum terjadi perubahan timing, misal di 3000 rpm terjadi perubahan timing maka, pindah gigi saat 2950 rpm.

Itulah sedikit ulasan mengenai tentang sistem kerja pada mobil toyota dengan teknologi upgrade dari teknologi sebelumnya yang awalnya yaitu VVT menjadi VVT-i untuk pelayanan konsumen sehingga nyaman disetiap kondisi apapun semoga bermanfaat apa yang kita tulis di sini untuk anda semuanya..
Share:

Fungsi 12 Macam Indikator Jenis Mobil Panel Instrumen

Lampu Indikator banyak digunakan pada mobil dan motor untuk penunjuk atau pengingat pengemudi ketika mengoperasikannya mobil tersebut, maka melalui Indikator itu kita bisa mengontrol panel instrumen dashboard mobil agar pengemudi mendapatkan petunjuk seputar kondisi mobil pada saat itu. Lampu Indikator bukanlah sesuatu yang baru di mesin mobil dan mesin motor karena setiap produsen mobil dan motor telah membuat perangkatnya sedemikian rupa agar mudah dimengerti, namun tidak semua pengemudi memahami petunjuk yang diinformasikan indikator kepadanya. Bahkan ada yang menganggap lampu-lampu tersebut hanya sekedar hiasan yang memperindah panel instrumen.


Oleh karena itu kenali dan pahamilah informasi yang kami sampaikan barangkali berguna yaitu 12 fungsi sistem kerja Lampu Indikator mobil salah satunya ialah lampu indikator bergambar Sabuk Pengaman (Seat Belt) yang berkedip atau bahkan juga berbunyi untuk lebih jelasnya mengenai rincian masing-masing fungsi dari lampu indikator di bawah ini adalah arti dari beberapa Indikator yang umum ditemui pada panel instrumen :

1. Indikator Sabuk Pengaman :

Indikator ini merupakan peringatan untuk menggunakan Sabuk Pengaman. Umumnya Indikator ini akan terus menyala, berkedip atau berbunyi selama Sabuk Pengaman tidak digunakan. Saat Anda siap untuk berkendara, sebaiknya segera gunakan Sabuk Pengaman demi keselamatan Anda dan juga menghindari tilang.

2. Indikator Lampu Jauh :

Indikator ini menandakan bahwa Lampu Jauh (High Beam) sedang digunakan. Jika tidak dibutuhkan segera matikan karena lampu ini menyilaukan dan mengganggu penglihatan pengendara lain dan dapat menyebabkan kecelakaan.

3. Indikator Pintu Mobil :

Indikator ini menunjukan bahwa pintu mobil masih dalam keadaan terbuka (tidak benar-benar tertutup). Pada beberapa kendaraan dapat  lebih spesifik, misalnya pintu depan, belakang, kiri atau kanan.

4. Indikator Bahan Bakar :

Jika Indikator ini menyala, menandakan bahwa persediaan bensin di tangki mobil Anda menipis. Segeralah melakukan pengisian di SPBU terdekat.

5. Indikator Air bag :

Indikator ini menandakan bahwa ada masalah dengan sistem Airbag. Karena Airbag terhubung dengan banyak sensor dan komputer, maka lakukanlah perbaikan di bengkel resmi.

6. Indikator Rem Parkir :

Saat Anda menggunakan Rem Parkir (Parking Brake), maka indikator ini akan menyala. Mengingatkan Anda untuk melepasnya sebelum menjalankan mobil.

7. Indikator Rem :

Indikator ini menandakan bahwa ada masalah dengan Rem. Karena sistem pengereman merupakan salah satu bagian yang vital, maka segera periksakan masalah tersebut untuk mencegah terjadinya musibah.

8. Indikator ABS :

Jika mobil Anda dilengkapi sistem pengereman ABS dan Lampu Indikator tersebut menyala, maka mengindikasikan masalah pada sistem ABS. Meskipun sistem ABS bermasalah, rem tetap bekerja (dengan cara konvensional), namun membiarkannya berlarut dapat membuat biaya perbaikan membengkak.

9. Indikator Accu :

Saat Indikator ini menyala, bukan berarti ada masalah pada Aki (Accu) mobil, tetapi pada sistem kelistrikan mobil, seperti masalah kinerja alternator, regulator, dan kabel-kabel penghubung tidak optimal.

10. Indikator Temperatur Mesin :

Indikator ini menandakan suhu mesin atau radiator yang terlalu tinggi. Ada juga yang memiliki dua warna, yaitu hijau (keadaan suhu normal) dan merah (keadaan suhu tinggi / over heat). Jika Indikator ini menyala pada saat berkendara segeralah menepi dan matikan mesin.

11. Indikator Tekanan Oli :

Jika Indikator ini menyala, menandakan bahwa tekanan Oli rendah (volume Oli berkurang). Ini adalah masalah serius dan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin mobil. Masalah ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti kegagalan pada funsi pompa oli dan sebagainya.

12. Indikator Periksa Mesin :

Indikator ini menandakan bahwa ada komponen dari mesin yang tidak berfungsi dengan baik. Komponen tersebut dapat berupa sensor atau komponen lainnya yang mendukung kerja mesin secara keseluruhan.

Nah itulah tadi contoh jenis-jenis Indikator mesin mobil dan motor diatas yang sering dijumpai pada umumnya saat pertama kali menghidupkan mesin mobil tentunya ada beberapa Indikator yang menyala beberapa detik guna menandakan bahwa indikator tersebut berfungsi dengan baik.
Share:

Materi Dasar Kerja Komponen Rem Tromol Mobil

Prinsip dasar sistem kerja dan fungsi rem motor atau mobil bekerja melalui pemindahan daya dengan tujuan untuk menurunkan kecepatan gerak mobil hingga mesin berhenti yaitu energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak). Lalu bagaimana bisa rem bekerja pada mobil atau kendaraan disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar yang berakibat menjadi sebuah efek pengereman (breaking effect) maka munculah adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek untuk memperlambat dan menghentikan laju kendaraan dan menjaga kendaraan agar tetap diam pada saat kendaraan tidak melaju.


Rem mobil atau motor terbagi menjadi beberapa macam mulai dari bentuk mekanik hingga sistem kerja dari rem memiliki kelebihan masing-masing untuk lebih jelasnya mari kita lihat bersama - sama materi dasar rem mobil dan motor di bawah ini.

Contoh komponen dan fungsi dasar macam-macam bentuk rem mobil dan motor :           

1. Prinsip kerja dasar mekanik rem tromol yaitu bekerja dengan sistem penggerak mekanik

2. Bagian dasar  komponen rem tromol ada 5 macam diantaranya kanvas rem, anchor pen, cam, per pembalik dan tromol atau drum


Contoh materi dasar cara kerja rem tromol mekanik di mobil dan motor :

1. sebelum rem bekerja.


Pada saat tuas rem belum di tarik ataupun di injak maka rem belum bekerja sehingga antara tromol dan kanvas rem masih ada celah dan tidak bersinggungan maka per pengembali kanvas masih belum meregang.

2. setengah pengereman

Apabila tuas rem ditarik setengah maka akan mulai terjadi pergerakan pada komponen rem membuat Cam akan bergerak memutar dan kanvas akan bergerak keluar sehingga akan mulai bergesekan dengan drum atau tromol saat itu terjadilah gesekan kecil dan rem bekerja sedikit.

3. rem bekerja penuh



Pada saat tuas rem di tarik penuh maka akan terjadi gesekan yang kuat antara tromol dan kanvas rem membuat Cam akan memutar maksimal dan terjadilah penekanan pada kanvas rem dengan tromol kuat sehingga dengan adanya gaya gesekan yang kuat akan mampu menghentikan putaran tromol lalu per pengembali juga meregang maksimal.

4. Pelepasan rem

Saat pelepasan rem bekerja ketika dimana tuas dilepas dan kembali pada posisi semula kemudian per pengembali kanvas bekerja untuk mengembalikan kedudukan kanvas seperti pada saat sebelum bekerja hingga gesekan antara kanvas dan tromol tidak ada.

Contoh panduan dasar Rem Tromol dengan system penggerak hidrolik :

Pengertian dasar Rem Hidrolik merupakan suatu rangkaian yang sangat rumit dimana terdiri dari berbagai komponen alat yang memiliki fungsi kerja berbeda-beda dan setiap komponen memiliki peranan dalam hal pengeraman.

Berikut ini adalah fungsi komponen dan bagian komponen dari rem hidrolik pada mobil atau motor :

a. Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem  atau menekan pada rem (pada model rem piringan).

b. Piston Merupakan komponen pengerak dari system kerja rem hidrolik selain itu piston rem terbagi ada 2 jenis yatu piston pedal dan piston cakram. Piston pedal adalah piston yang terhubung dengan pedal penginjak rem, sedangkan piston cakram adalah piston yang terhubung dengan kanvas rem, dimana kanvas ini akan menghentikan perputaran roda dengan cara mencengkram cakram.

c. Boster Rem adalah termasuk alat tambahan pada sistem rem hidrolik yang berfungsi melipat gandakan tenaga penekanan pedal.Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake). Boster rem ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada juga yang dipasang terpisah. Cara kerja boster rem Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka  sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar dengan adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston mengaklbatkan torak terdorong ke dapan

d. Katup Pengimbang Katup pengereman atau yang lebih dikenal dengan nama katup proporsional adalah alat yang berfungsi sebagai pembagi tenaga pengereman. Komponen ini berfungsi misalnya saat mobil yang mengerem mendadak, yang mengakibatkan sebagian besar beban kendaraan tertumpu pada ban depan, alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih kecil daripada daya pengereman roda depan.

e. Tromol Adalah bagian yang ikut berputar bersama roda namun memiliki pernana penting karena pada bagian inilah yang akan menjadi media untuk menghentikan perputaran roda.

Mari kita mengenal lebih dalam lagi dasar rem hidrolik otomotif pada dasarnya rem hidrolik terdapat pipa-pipa hidrolik yang berisi cairan berupa minyak rem dan pada ujung-ujung pipa ini terdapat piston penggerak yaitu piston pedal dan piston cakram. Pipa dan piston inilah yang memegang peranan penting dengan tujuan menghasilkan daya cengkram yang besar dari penginjakan pedal rem yang tidak terlalu dalam. Maka sesuai dari dasar buku hukum pascal desain pipa pada pedal rem lebih kecil daripada pipa yang terhubung dengen piston cakram tujuanya ialah saat pedal rem diinjak saat itu pedal yang terhubung dengan booster rem akan mendorong piston pedal dalam sehingga minyak rem yang berada pada pipa akan mendapatkan tekanan lalu tekanan yang didapat dari pedal akan diteruskan ke segala arah di permukaan pipa termasuk ujung-ujung pipa yang terhubung dengan piston cakram namun karena luas permukaan piston cakram lebih besar daripada piston pedal maka gaya yang tadinya digunakan untuk menginjak pedal rem akan diteruskan ke piston cakram yang terhubung dengan kanvas rem dengan jauh lebih besar sehingga gaya untuk mencengkram cakram akan lebih besar pula kemudian cakram yang besinggungan dengan kanvas rem akan menghasilkan gaya gesek dan gaya gesek adalah gaya yang bernilai negative maka dari itu cakram yang ikut berputar bersama roda semakin lama perputarannya akan semakin pelan inilah yang disebut dengan proses pengereman.

Contoh materi dasar panduan kerja sistem Rem tromol dengan sistem penggerak udara atau pneumatik :

Full Air Brake adalah sebuah sistem rem yang menggunakan udara bertekanan untuk menghasilkan gaya pengereman. Udara bertekanan itu di hasilkan oleh kompresor yang berputar mengikuti putaran mesin yang kemudian ( udara ) akan di kumpulkan di dalam tangki udara.

Komponen-komponen :

Sistem ini memiliki beberapa komponen untuk mendukung kerja dari suatu komponen lainya.

1. Air tank Berfungsi untuk menampung udara sementara yang di suplay dari kompresor udara yg sebelumnya  udara tersebut sudah di saring terlebih dahulu oleh  filter udara dan Air Dryer agar udara yg masuk kedalam tangki bener bener bersihh tidak terdapat kotoran atau air yang masuk ke system saluran
   
2. Air kompresor Adalah komponen untuk  menghasilkan udara  yang kemudian di salurkan dulu ke Air Dryer untuk di saring dimana Uap lembab dalam udara di bersihkan dan setelah melalui proses penyaringan selanjutnya di kirim ke tangki udara.
   
3. Brake Valve Katup ini mengendalikan rem dengan cara membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara bertekanan. Pengendalian rem untuk roda depan dan belakang dilakukan secara terpisah.
   
4. Relay valve di kendalikan oleh udara bertekanan dari brake valve, relay valve membuka dan menutup aliran udara bertekanan dari tangki ke tabung rem (brake chember). Untuk mengaktifkan dan membatalkan rem dengan cepat
   
5. Brake chamber berfungsi unuk merubah tekanan udaara menjadi gerakan mekanis dan melalui sebuah push rod mengerakan tuas slack adjuster
   
6. Air dryer Berfungsi untuk menyaring kelembapan udara sebelum udara masuk ke tangki udara di air dryer ini antara air dan kotoran di saring terlebih dahulu agar udara yang masuk ke Air Tank benar-benar bersih Cara kerja Udara yang akan di gunakan untuk daya pengereman ini di hubungkan oleh Brake Valve dan Relay Vlave.

Contoh sistem kerja secara utuh dari bagian komponen diatas ketika implementasi pada mobil atau motor :

Brake Valve berfungsi sebagai kontrol pengiriman udara bertekanan ke Brake Chamber sesuai dengan sudut injakan dari pedal rem. Sedangkan Relay Valve berfungsi sebagai pengatur tekanan udara dari Air Reservoir sehingga menghasilkan tekanan udara yang cukup untuk memberikan tekanan pengereman yang selanjutnya di teruskan ke Brake Chamber dan Spring Chamber Pada brake Chamber terdapat dua bagian yaitu katup atas ( Upper Valve ) untuk rem belakang dan katup bawah ( Lower Valve ) untuk rem depan. Hal ini memungkinkan pengereman terjadi pada roda belakang terlebih dahulu sebelum roda depan. Sangat berguna sekali saat truk atau bus membawa muatan sehingga pengereman dapat dilakukan secara maksimal. Saat pedal rem di injak udara melewati Upper Valve menuju Relay Valve rem belakang sebagai signal udara. Beberapa saat kemudian udara menekan Lower Valve untuk membuka katup sehingga udara mengalir ke Quick Release Valve pada rem bagian depan. Quick Release Valve biasa di gunakan pada kendaraan yang memiliki tiga sumbu roda yang terpasang dekat dengan Brake Chamber dan berfungsi untuk membuang udara bertekanan agar tidak terjadi tekanan yang berlebihan. Full Air Brake sangat cocok di gunakan untuk kendaraan bermuatan berat.


Contoh Panduan dasar materi dan tutorial Rem cakram dengan sistem penggerak hidrolik :

Hampir semua komponen dan cara kerja rem cakram hidroli sama dengan rem tromol yang membedakannya adalah gerakan piston untuk menekan kanvas. jika pada rem tromol gerakan piston menekan kanvasnya keluar atau mengembang lain halnya dengan rem cakram yaitu gerakan piston menekan kanvas kedalam atau menjepit cakram.

Contoh Panduan dasar materi dan tutorial Rem cakram penggabungan dari kerja hidolik dan elektrik :

Sistem rem anti-lock braking sistem (ABS) merupakan sistem pengereman pada mobil agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras. Sistem ini bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian atau semua roda berhenti sementara mobil masih melaju, membuat kendaraan tidak terkendali sama sekali. Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif.

Empat dasar komponen utama dari sistem pengereman ABS adalah :

1. Sensor Kecepatan

Sensor Kecepatan yang terletak pada setiap roda ataupun diferensial (dalam beberapa kasus), menyampaikan informasi kepada ABS ketika roda hendak mengunci.

2. Katup

Di setiap rem pada jalur pengereman terdapat sebuah katup yang dikendalikan oleh ABS. Dalam beberapa sistem, katup tersebut memiliki 3 posisi :

a. Posisi satu ialah katup dalam keadaan terbuka dan  tekanan dari master silinder diteruskan langsung ke rem.

b. Posisi dua ialah katup menghalangi jalur pengereman dan mengisolasi rem dari master silinder. Hal ini bertujuan untuk mencegah bertambahnya tekanan saat pengemudi menginjak pedal rem lebih dalam.

c. Posisi tiga ialah katup melepaskan sebagian tekanan dari rem.

3. Pompa

Pompa berfungsi mengembalikan tekanan yang dilepaskan oleh katup pada jalur pengereman.

4. Kontroler

Kontroler adalah sebuah komputer monitoring tugas komponen tersebut untuk mengawasi sensor kecepatan dan mengendalikan katup.

Contoh cara kerja sistem Rem cakram penggabungan dari kerja hidolik dan elektrik pada mobil atau motor :         

Kontroler memantau sensor kecepatan sepanjang waktu, menunggu penurunan kecepatan putaran roda yang tidak biasa. Dalam kondisi normal, pada kecepatan sekitar 100 km per jam, sebuah mobil membutuhkan waktu sekitar 5 detik untuk berhenti sepenuhnya. Namun waktu yang dibutuhkan roda untuk berhenti berputar hingga terkunci, kurang dari 1 detik. Karena kontroler ABS mengetahui bahwa menghentikan kendaraan sepenuhnya sebelum roda terkunci tidak dimungkinkan, maka sesaat sebelum roda terkunci, tekanan rem akan dikurangi, dan setelah akselerasi terdeteksi, maka tekanan rem akan ditambahkan kembali, demikian seterusnya hingga mobil berhenti sepenuhnya. Proses tersebut terjadi dengan cepat dan menghasilkan sistem pengereman yang maksimal. Pada saat ABS bekerja, denyut yang dihasilkan dari proses buka tutup katup secara terus menerus dengan sangat cepat, dapat dirasakan kaki melalui pedal rem. Beberap sistem ABS dapat melakukan proses tersebut hingga 15 kali per detik.

Baiklah itu tadi diatas sajian artikel mengenai dasar motor otomotif tentang sistem dasar kerja rem mobil atau motor semoga dapat berguna bagi kita semua baik hari ini maupun nantinya akhir kata kami ucapkan terima kasih atas kunjungan anda semoga selalu diberi kesehatan untuk dapat berjumpa kembali di artikel selanjutnya.
Share:

Memahami Bagian Dasar Turbo Charger Otomotif

Perlu kita ketahui, mengerti dan mengenal mengenai sebuah komponen untuk prinsip kerja motor turbo pada mobil otomotif yang mana turbo charger ini juga salah satu komponen aktif bagi dunia otomotif. Sebenarnya prinsip kerja turbo cukup sederhana, yakni mengkonversikan energi panas dan tekanan gas buang hasil pembakaran motor bakar menjadi energi mekanis lalu putaran poros akan digunakan lebih lanjut buat mengkompresi udara yang akan masuk ke ruang bakar melalui intake manifold.



Berdasarkan prinsip kerja tersebut, turbocharger tersusun atas beberapa komponen utama yakni turbin, kompresor, dan sistem shaft. Namun selain itu, sebuah sistem turbocharger juga dilengkapi dengan berbagai komponen pendukung yang akan kita bahas secara sederhana pada kesempatan kali ini.

Apa itu Turbin ?

Turbin adalah sebuah komponen mekanik yang berfungsi untuk mengkonversikan energi panas fluida yang melewatinya menjadi energi mekanis putaran poros turbin. Setiap turbin selalu melibatkan fluida yang mengandung energi panas yang mengalir melewati sudu-sudu turbin. Setiap sudu turbin berdesain membentuk nozzle-nozzle sehingga disaat fluida melewatinya, fluida akan terekspansi diikuti dengan perubahan energi panas menjadi mekanis.


Fluida yang dikonversikan energi panasnya menjadi tenaga putaran poros pada sistem turbochargertentu saja adalah udara gas buang dari hasil pembakaran motor bakar. Gas buang ini masih menyimpan cadangan energi berbentuk panas dan tekanan yang masih cukup bermanfaat.



Turbin pada turbocharger tersusun atas rotor dan casing. Turbin ini biasa bertipe sentrifugal dengancasing berbentuk volute mirip seperti casing pompa sentrifugal. Gas buang masuk melalui sisi casing, mengalir mengikuti bentuk “keong” dan masuk ke sudu melalui tepi rotor. Selanjutnya gas buang mengalir mengikuti bentuk sudu turbin sekaligus mengalami proses penyerapan energi panas dan tekanan menjadi putaran sudu, dan berakhir ke sisi tengah rotor untuk keluar ke sisi exhaust.

Kompresor

Kompresor pada turbocharger, berfungsi untuk mengubah energi mekanis putaran porosturbocharger menjadi energi kinetik aliran udara. Kompresor berada pada satu poros dengan turbin, sehingga pada saat gas buang mesin mulai memutar turbin, kompresor juga akan ikut berputar dengan kecepatan putaran yang sama. Energi mekanis yang dihasilkan turbin akan langsung digunakan sebagai tenaga penggerak kompresor.


Kompresor turbocharger bertipe sentrifugal dan tersusun atas dua bagian utama yakni sudu-sudu rotor dan casing. Pada saat impeller rotor kompresor mulai berputar dengan kecepatan tinggi, udara atmosfer akan mulai terhisap dan masuk ke kompresor melalui sisi inlet. Udara ini akan diakselerasi oleh impeller secara radial menjauhi poros kompresor. Pada saat udara terakselerasi hingga ke casingkompresor yang juga berfungsi sebagai diffuser, kecepatan aliran udara akan turun dan tekanan statiknya akan meningkat. Peningkatan tekanan udara ini akan diikuti dengan kenaikan temperatur juga. Selanjutnya, udara terkompresi ini dikeluarkan untuk menuju ke intercooler.

Center Housing & Rotating Assembly (CHRA)

Masing-masing turbin dan kompresor pada turbocharger tersusun atas bagian rotor dan rumah casing. Keduanya berada pada satu poros yang ditopang oleh sebuah sistem bearing (bantalan) di tengah-tengah antara turbin dan kompresor. Untuk kebutuhan assembly, casing turbin dan kompresor disatukan oleh sebuah sistem bernama Center Housing & Rotating Assembly (CHRA). Karena sistembearing juga terletak pada CHRA, maka sistem lubrikasi turbocharge juga berpusat pada CHRA.


Putaran poros turbocharger dapat mencapai 100.000 rpm. Dengan putaran secepat itu, dibutuhkanbearing dengan kualitas baik. Thrust bearing tradisional dari turbocharge biasanya terbuat dari perunggu. Pada perkembangan selanjutnya bearing modern turbocharger adalah berupa ball bearingdengan bahan keramik. Penggunaan ball bearing lebih banyak dipilih karena lifetime turbochargermenjadi lebih baik.




CHRA juga menjadi tempat sirkulasi sistem pelumasan oli dan pendinginan. Turbocharge bekerja pada temperatur yang sangat tinggi. Turbin menggunakan gas buang motor bakar yang bertemperatur tinggi, kompresor akan menghasilkan udara terkompresi yang juga bertemperatur tinggi. Maka untuk menunjang keawetan bearing maka dibutuhkan sistem pelumasan dan pendingan yang baik.

Intercooler

Udara yang mengalami kenaikan tekanan di dalam sebuah ruangan dengan volume konstan, akan diikuti pula dengan kenaikan temperaturnya. Dalam termodinamika, proses ini disebut dengan proses isokhorik atau isovolumetrik. Setiap kompresor pasti diikuti dengan proses isokhorik ini, tak terkecuali kompresor pada turbocharger. Hal ini ditandai dengan naiknya temperatur udara terkompresi yang keluar dari kompresor turbocharger. Atas dasar inilah dibutuhkan sebuah sistem pendingin udara bernama intercooler sebelum udara bertekanan tersebut masuk ke intake manifold.


Intercooler merupakan sebuah heat exchanger yang umumnya menggunakan udara atmosfer sebagai media cooler. Udara terkompresi masuk ke sisi tubing kecil yang tersusun atas plat-plat tipis aluminium mirip konstruksi radiator. Udara atmosfer mengalir dengan bantuan kipas melewati sela-sela tubing dan menyerap panas udara terkompresi melalui permukaan tubing.

Wastegates

Sebuah mesin kendaraan bermotor selalu bekerja pada rentang rpm putaran mesin yang bervariasi. Berbagai variasi rpm tersebut tentu saja menghasilkan jumlah gas buang yang bervariasi pula. Semakin tinggi putaran mesin, akan semakin banyak kuantitas gas buang dan temperatur gas buang pun juga semakin tinggi. Jika semua gas buang mesin masuk ke turbin turbocharger, dapat kita bayangkan putaran turbocharger pasti menjadi tidak terkontrol. Pada kondisi ini jika mesin kendaraan terlalu lama pada putaran tinggi, maka hal ini dapat menyebabkan overheating pada turbin dan kompresor bahkan hingga mencapai titik lebur komponen-komponen turbocharger. Bahkan pada keadaan ekstrim, kondisi ini dapat langsung merusak piston motor bakar dengan meninggalkan lubang meleleh pada piston tersebut.



Wastegates digunakan untuk mengatasi kondisi di atas. Komponen ini berfungsi sebagai bypass valveuntuk membuang gas buang motor bakar pada kondisi tertentu untuk tidak masuk ke dalam turbinturbocharger melainkan langsung menuju exhaust. Pada kondisi mesin stabil, wastegates akan menutup. Sedangkan pada saat proses akselerasi, dimana tekanan gas buang meningkat, wastegatesakan membuka sehingga putaran turbin turbocharger tidak mengalami sentakan yang berlebihan.Wastegates bekerja berdasarkan pegas-pegas keong yang dapat diatur ketegangannya, sehingga mekanik dapat mengatur ketegangannya untuk mendapatkan kinerja terbaik dari turbocharger.

Blow-Off Valve

Blow-off valve sejatinya adalah pressure relief valve yang berfungsi untuk membuang udara terkompresi ke atmosfer pada saat tekanan udara keluar kompresor turbocharger terlalu besar. Pada saat sopir sebuah mobil ber-turbocharger mengurangi tekanan pedal akselerasi, katup intake manifoldakan menutup sehingga udara bertekanan dari turbocharger tidak dapat masuk ke ruang bakar. Jikaturbocharger tidak dilengkapi dengan blow-off valve, maka tekanan udara terkompresi akan terus naik, dimungkinkan akan bocor keluar, merusak bagian-bagian intake manifold, atau bahkan dapat menyebabkan surging/stall pada turbocharger. Tentu saja hal ini dapat merusak berbagai komponen mesin.


blow-off valve ini memiliki konstruksi yang mirip dengan wastegates. Pada saat mesin berakselerasi maupun beroperasi stasioner, katup ini akan menutup. Ia akan membuka pada saat mesin mengurangi kecepatan putarannya, sehingga tekanan udara yang berlebih cukup kuat untuk mendorong pegas blow-off valve ini.

Saluran Pipa

Penggunaan turbocharger tidak dapat dipisahkan dengan saluran pipa yang menghubungkan berbagai komponen mesin. Saluran pipa turbocharger dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yakni saluran panas dan saluran dingin. Pipa saluran panas mengalirkan gas buang dari ruang bakar ke sisi inlet turbin turbocharger, serta membuang gas buang keluaran turbin menuju sistem exhaust (knalpot). Sedangkan pipa saluran dingin mengalirkan udara atmosfer masuk ke kompresor, udara bertekanan dari outlet kompresor ke intercooler, serta mengalirkan udara dingin bertekanan dariintercooler ke intake manifold motor bakar. Dikarenakan perbedaan tipe fluida yang melewati kedua saluran tersebut, tentu saja karakteristik material yang digunakan oleh keduanya juga berbeda. Sisi gas buang harus menggunakan material yang tahan terhadap temperatur, tekanan tinggi,backpressure, dan tegangan (stress). Sedangkan sisi udara terkompresi diguanakan material yang kuat untuk tekanan tinggi.


Baiklah demikian tadi mengenai seputar dasar otomotif yaitu beberapa model bagian untuk rancangan komponen turbocharger mesin otomotif kami harap berguna dikemudian hari artikel ini untuk kita semua akhir kata sampai jumpa lagi di artikel-artikel otomotif berikutnya disini.
Share:

Kumpulan Tutorial Dasar Transmisi Sistem Otomotif

Tutorial dasar sistem mesin transmisi merupakan sebuah alat pendukung gerak mobil yang mana berupa penghantar energi dari mesin ke diferensial, sistem transmisi bekerja dengan cara melalui memutar roda as pada mobil agar berputar hingga mobil tersebut berjalan melalui mesin internal dapat menghasilkan putaran rotasi antara 600 sampai dengan 6000 rpm sedangkan roda mobil berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai dengan 2500 rpm. Kumpulan sistem transmisi secara umum pada motor mobil di bagi  menjadi dua bagian yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis namun terdapat juga sistem-sistem transmisi hasil dari penggabungan antara kedua sistem tersebut khususnya pada era modern mobil berteknologi tinggi dan merek-merek tertentu.

Sistem transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang banyak dipergunakan dengan alasan perawatan yang lebih mudah seperti contoh gambar dibawah adalah sistem transmisi manual dan biasanya pada transimi manual terdiri dari 3 sampai dengan 7 speed ini merupakan sebuah transmisi yang sangat sederhana.

Untuk lebih mengenal fungsi cara kerja dari sistem transmisi standart kecepatan transmisi sederhana lihat kumpulan sistem kerjanya berikut ini.

1. Batang hijau berasal dari mesin melalui kopling. Batang hijau dan hijau gear terhubung sebagai satu kesatuan. (Kopling adalah perangkat yang memungkinkan Anda menghubungkan dan melepaskan mesin dan transmisi Ketika Anda mendorong di pedal kopling, mesin dan transmisi terputus sehingga mesin dapat berjalan bahkan jika mobil masih berdiri.. Bila Anda melepas pedal kopling, mesin dan poros hijau secara langsung terhubung satu sama lain. Poros hijau dan putar roda gigi pada rpm yang sama dengan mesin.)

2. Batang merah dan roda gigi yang disebut layshaft. Ini juga dihubungkan sebagai sebuah kesatuan, sehingga seluruh roda gigi pada layshaft dan spin layshaft sendiri sebagai satu unit. Batang hijau dan batang merah secara langsung dihubungkan melalui roda gigi menyatu sehingga jika poros hijau berputar, begitu juga batang merah. Dengan cara ini, layshaft menerima kekuasaan langsung dari mesin ketika kopling bergerak.

3. Poros kuning adalah poros splined yang menghubungkan langsung ke poros drive melalui diferensial ke roda drive dari mobil. Jika roda yang berputar, batang kuning berputar.

4. Gigi biru naik pada bantalan, sehingga mereka berputar pada poros kuning. Jika mesin dimatikan tapi mobil meluncur, batang kuning bisa berubah di dalam roda gigi biru sementara gigi biru dan layshaft adalah bergerak.

5. Tujuan kerah tersebut adalah untuk menghubungkan salah satu dari dua roda gigi biru ke poros gardan kuning. Collar terhubung, melalui splines, langsung ke poros kuning dan berputar dengan poros kuning. Namun, kerah dapat geser kiri atau kanan sepanjang poros kuning untuk melibatkan salah satu dari roda gigi biru. Gigi pada leher, yang disebut gigi anjing, masuk ke dalam lubang pada sisi roda gigi biru untuk melibatkan mereka. Sekarang, mari kita lihat apa yang terjadi ketika Anda pindah ke gigi satu.


Gambar tersebut telah menunjukkan bagaimana dan  kapan bergeser ke gigi pertama, kerah melibatkan gigi biru di sebelah kanan.

Dalam gambar dibawah ini, batang hijau dari mesin mengubah layshaft, yang mengubah gigi biru di sebelah kanan. gigi ini memancarkan energi melalui kerah untuk mengusir poros kardan kuning. Sementara itu, gigi biru di sebelah kiri sudah berubah, tetapi freewheeling pada kaitannya sehingga tidak berpengaruh pada poros kuning.

Ketika kerah berada di antara dua roda gigi (seperti yang ditunjukkan pada gambar pertama), transmisi berada dalam netral. Kedua roda gigi freewheel biru pada batang kuning pada tingkat yang berbeda dikontrol oleh rasio mereka untuk layshaft tersebut.


6. Ketika Anda membuat kesalahan sementara bergeser dan mendengar suara grinding mengerikan, Anda tidak mendengar suara gigi gigi meshing salah. Seperti yang dapat Anda lihat pada diagram ini, semua gigi gear semua sepenuhnya dihubungkan setiap saat. Penggerindaan adalah suara gigi anjing berhasil mencoba untuk terlibat lubang-lubang di sisi sebuah gigi biru.

7. Transmisi yang ditampilkan di sini tidak memiliki "synchros", jadi jika Anda menggunakan transmisi ini Anda harus kopling ganda itu. Double-menggenggam umum terjadi pada mobil tua dan masih umum di beberapa mobil balap modern. Dalam dua kali menggenggam, terlebih dahulu Anda push pedal kopling dalam sekali untuk melepaskan mesin dari transmisi. Ini mengambil tekanan dari gigi anjing sehingga Anda dapat memindahkan kerah ke netral. Kemudian Anda melepaskan pedal kopling dan putaran mesin untuk kecepatan "benar." Kecepatan kanan adalah nilai rpm dimana mesin harus berjalan di gigi berikutnya. Idenya adalah untuk mendapatkan gigi biru pada gigi depan dan kerah berputar pada kecepatan yang sama sehingga gigi anjing dapat terlibat. Lalu Anda menekan pedal kopling lagi dan mengunci kerah ke gigi yang baru. Pada setiap perubahan gigi Anda harus menekan dan melepas kopling dua kali, maka nama "double-mencengkeram."

8. Anda juga dapat melihat bagaimana sebuah gerakan linier kecil di kenop gir memungkinkan Anda untuk mengubah gigi. Tombol shift gigi bergerak terhubung ke batang garpu. Garpu slide kerah pada poros kuning untuk melakukan salah satu dari dua roda gigi.



Transmisi manual lima kecepatan cukup standar pada mobil. Ada tiga garpu dikendalikan oleh tiga batang kecil yang bergerak dengan tuas shift. Melihat batang pergeseran dari atas, mereka terlihat seperti ini secara terbalik, gigi pertama dan kedua:


Perlu diketahui bahwa pergeseran tuas memiliki titik rotasi di tengah. Ketika Anda menekan tombol maju untuk terlibat gigi satu, Anda sebenarnya menarik batang dan garpu untuk gigi satu kembali.

Anda dapat melihat bahwa ketika Anda memindahkan shifter kiri dan kanan Anda menarik garpu berbeda (dan kerah karena itu berbeda). Kenop bergerak maju dan mundur bergerak kerah untuk melibatkan salah satu roda gigi.

Reverse gear ditangani oleh gear pemalas kecil (ungu). Setiap kali, gigi mundur biru pada diagram ini balik dalam arah berlawanan dengan semua roda gigi biru lainnya. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk melemparkan transmisi mundur sementara mobil bergerak maju - gigi anjing tidak akan terlibat. Namun, mereka akan membuat banyak suara!



Synchronizers transmisi manual di mobil penumpang modern menggunakan synchronizers untuk menghilangkan kebutuhan untuk ganda mencengkeram. Sebuah tujuan Synchro adalah untuk memungkinkan kerah dan roda gigi untuk melakukan kontak gesekan gigi anjing sebelum melakukan kontak. Hal ini memungkinkan kerah dan roda gigi sinkronisasi kecepatan sebelum gigi harus terlibat, seperti ini:


Kerucut di gigi biru cocok menjadi daerah berbentuk kerucut di leher, dan gesekan antara kerucut dan sinkronisasi kerah kerah dan roda gigi. Bagian luar dari kerah kemudian slide sehingga gigi anjing dapat terlibat gigi.

Setiap produsen menerapkan transmisi dan synchros dengan cara yang berbeda, tapi ini adalah gambaran umum.

a. Panduan Transmisi Semi Otomatis
Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang dapat membuat kita dapat merasakan sistem transmisi manual atau otomatis, bila kita sedang menggunakan sistem transmisi manual kita tidak perlu menginjak pedal kopling karena pada sistem transmisi ini pedal kopling sudah teratur secara otomatis.

b.Tutorial Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Torque converter, Planetary gear unit, dan Hydraulic control unit. Torque converter berfungsi sebagai kopling otomatis dan dapat memperbesar momen mesin. Sedangkan Torque converter terdiri dari Pump impeller, Turbine runner, dan Stator. Stator terletak diantara impeller dan turbine. Torque converter diisi dengan ATF (Automatic Transmition Fluid). Momen mesin dipindahkan dengan adanya aliran fluida.


"Kerusakan transmisi otomatis 85% disebabkan kelalaian mengganti oli transmisi, 10% karena kesalahan pengoperasian dan 5% akibat umur pemakaiannya"

Perlakuan yang salah terhadap transmisi juga bisa mengakibatkan masalah. Walau tidak fatal kesalahan kecil ini menjadi awal dari kerusakan transmisi matic anda secara keseluruhan.

1. Tidak memindahkan posisi tuas ke N saat berhenti lama

Kadang pengendara mobil matic terbuai dengan kemudahan yang diberikannya. Termasuk ketika berhenti lama di tengah kemacetan atau saat lampu merah. Kondisi ini membuat transmisi bekerja ekstra, karena harus bekerja disaat suplai udara segar terbatas.
Sebaiknya, pindah posisi tuas ke N ketika anda sedang berhenti dengan waktu yang lebih dari 60 detik. Hal ini bertujuan agar pelumas di transmisi tidak meningkat drastis ketika menghadapi kondisi seperti itu.

2. Langsung tancap gas setelah memindah tuas ke D

Lantaran terburu-buru, kerap pengendara mobil matic langsung memindahkan posisi tuas ke D dan menginjak pedal gas seketika itu, padahal transmisi perlu waktu untuk melakukan proses "Engage" dengan memindahkan tekanan fluida ke arah torque conventer. Bila kebiasaan ini tidak dihentikan, maka katup solenoid di dalam transmisi lebih mudah rusak sehingga kerusakan rentan terjadi

3. Sering melakukan engin brake berlebihan

Untuk memperoleh engine brake, transmisi otomatis boleh digunakan pada posisi gigi yang lebih rendah. Namun sebaiknya lakukan perpindahan pada putaran mesin dibawah 3000 Rpm. Sebab, bila diatas angka itu, akibatnya terjadilah hard friction yang mengurangi umur pakai dari kopling gesek didalam transmisi matic

4. Mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi

Untuk memperoleh kemampuan berakselerasi optimal, putaran mesin pun perlu dijaga. Salah satunya dengan mempertahankakn posisi gigi yang tepat, agar mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi.

Tapi perilaku ini tidak cocok ketika kita menggunakan transmisi matic, karena transmisi ini menggunakan kampas kopling basah, membuat selip menjadi sangat mudah terjadi, apalagi bila pengemudi kerap memindahkan posisi tuas transmisi yang berefek pada longgarnya beraring pada mainshaft. Kejadian ini ditandai dengan gejala semakin lamanya perpindahan antara gigi yang ada. Hal ini hanya bisa terjadi ketika putaran mesin hampir pada Redline. saran saya jangan mengurangi gigi pada saat putaran tinggi

5. Perpindahan dari D ke R saat melaju

Pengoperasian tuas ketika pengendara hendak parkir, tentu memerlukan kecepatan tangan dalam memindahkan tuas. Tapi, jika dilakukan dengan kasar, maka transmisi otomatis dapat berakibat kerusakan internal maupun eksternal ditransmisi. Didalam, kerusakan yang terjadi pada planetrary gear dan one way clutch. Sementara komponen diluar transmisi yang bisa terpengaruh seperti cross joint pada as kopel, engine mounting dan as roda pada penggerak roda depan

6. Menahan transmisi di posisi gigi 1 secara terus menerus

kadang kebutuhan engine brake dan performa akselerasi dijalan menurun atau menanjak yang curam memerlukan transmisi berada di posisi gigi 1. Tapi, sebaiknya kondisi ini hanya dipergunakan ketika diperlukan saja. Dalam kondisi normal, hal ini perlu dihindari. Sebab, beban kopling semakin berat, apalagi bila dilanjutkan dengan perpindahan ke posisi gigi yang lebih tinggi pada transmisi otomatis. Dimana masih menggunakan katup membuat performa komponen per dibalik aktuator piston tersebut bisa bermasalah akibat tekanan berlebih. Hal ini kemudian mengakibatkan perpindahan menjadi tidak nyaman atau menyentak. Jika sampai terjadi, terpaksa harus melakukan penggantian komponen

Masalah yang biasanya terjadi pada pengguna mobil matic

  1. Dijalan kencang tiba-tiba Lost Power (Ngedrop)
  2. Gigi seperti ngunci digigi paling atas, kalau masuk dari N ke D. Meski pedal gas diinjak untuk menjalankan mobil (harusnya matic, ketika sudah dimasukkan ke posisi D maju pelan
  3. Tombol OD (Over Drive tidak jalan)
  4. Sudah masuk gigi R, Mobil tidak mundur
  5. Mobi bergetar ketika dipacu pada kecepatan tinggi
  6. Bau terbakar diarea transmisi
  7. Susah oper gigi

Pemeriksaan dan Penanganan pertama

  • Reset ECU  =====> jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya
  • Bersihkan Body Valve pada transmisi matic sekalian ganti oli maticnya. Ingat, ganti oli transmisi sesuai dengan spesifikasi dari pabrik =====> Jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya
  • Kuras oli transmisi, dengan tujuan membersihkan kotoran-kotoran yang sudah mengendap dikomponen transmisi, selain itu juga membersihkan kotoran yang menyumbat lubang aliran oli matic. Kuras oli matic ini tidak dapat dilakukan di bengkel sembarangan, soalnya tidak semua bengkel memiliki alat kuras oli matic namanya (ATF Exchanger) ====> Jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi bawa ke bengkel spesialis transmisi matic
NB : Kuras oli matic, setidaknya menghabiskan oli sebanyak 8 liter. Biasanya kalau cuma ganti oli habisnya 4 liter

Kenapa Transmisi harus dibongkar ?? berikut alasannya :

Transmisi matic harus dioverhaul, untuk memeriksa kondisi dan ketebalan kampas kopling yang terdapat didalam transmisi, selain itu juga membersihkan komponen transmisi dan menghilangkan kotoran-kotoran yang menyumbat aliran oli matic, sebab transmisi matic mengandalkan tekanan fluida/oli ATF, jika tersumbat kotoran sedikit saja, maka transmisi akan trouble karena lubang dibody valve sangat kecil


Dasar Tipe Transmisi Otomatis

Transmisi yang dipakai pada kendaran mesin penggerak depan (Front Wheel Drive) dibuat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai pada mesin depan penggerak belakang, karena langsung dihubungkan dengan mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut sebagai transaxle



Transmisi Penggerak roda depan
Transmisi Penggerak roda belakang
Pada transmisi penggerak roda depan, differential (gardan)nya menjadi satu dengan transmisi. differential terletak didalam transmisi penggerak roda depan. Berbeda dengan transmisi penggerak roda belakang, yang differrentialnya terpisah dengan transmisi.

3 Bagian-bagian utama pada transmisi otomatis



1. Planetary Gear Unit

Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan menurunkan kecepatan kendaraan, dipakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk bergerak maju. Pada dasarnya planetary gear unit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan.

Bagaimanakah hubungan antara kecepatan dan momen mesin?? berikut penjelasannya pada saat kendaraan berhenti dan akan berjalan, dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi, akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.


Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier. Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya. Gigi pinion mempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrier dikombinasikan dalam unit planetary carrier. Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi, mundur, hubungan langsung dan akselerasi.


2. Torque Conventer

Torque conventer dipasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga terdapat ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor starter untuk menghidupkan mesin.
Fungsi dari torque conventer adalah
  • melipat gandakan momen yang dihasilkan oleh mesin menuju ke transmisi
  • Menyerap getaran mesin
  • Melembutkan putaran mesin
  • Sebagai pompa oli ke hidaulic control system
torque conventer berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin menuju ke transmisi. Komponen utama dari torque conventer adalah pump impeller, turbine runner, dan stator .

Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan yang dipakai pada hidraulic control unit, pada ssaat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan diderek dan roda yang berhubungan dengan drive axle, output shaft, intermedite shaft serta bearing tidak terdapat pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan diderek pada jarak jauh atau pada kecepatan yang cukup tinggi.

Lock Up Mechanism

3. Hydraulic Control Unit

Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan kopling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang diperoleh dari unit pengendali hidraulic mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut :

a. Membangkitkan tekanan hidrolik

Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan tekanan hidolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan menggerakan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin)

b. Menyesuaikan tekanan hidrolik

Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama. Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output mesin

c. Mengalihkan (Shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem).

Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (Shift), roda gigi dialihkan. Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan kendaraan meningkat, signal dikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECU. Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindah (Shifting) roda gigi

 Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut



  • Pompa Oli
  • Valve Body
  • Primary regulator valve
  • manual valve
  • Shift Valve
  • Solenoid valve
  • Throttle valve

VALVE BODY
Tips agar transmisi matic tidak cepat rusak

1. Mengganti oli transmisi matic secara rutin dan teratur

Tidak ada barang yang awet selama-lamanya, tapi semakin jarang ATF/CVTF diganti, semakin besar pula kemungkinan kampas kopling pada transmisi ini terkikis habis. Ingat-ingatlah, bahwa ATF merupakan nyawa dari transmisi matic ini. Dengan menggunakan tekanan hidrolik, tenaga mesin bisa dialihkan ke roda. Semakin baik kualitas ATF, semakin baik pula pemindahan tenaga mesin ke roda. Penggantian oli ATF secara rutin setiap 20.000 km dan kuras total setiap 40.000 km sudah menjadi kewajiban bagi pengguna mobil yang memakai transmisi otomatis, agar komponen dalam transmisi tidak cepet rusak.

Pemilihan kualitas oli ATF berkualitas baik menjadi kewajiban.agar viskositas (kekentalan) selalu stabil meski suhu tinggi sekalipun. Harap diingat, pada kondisi beban atau load ekstrem, oli matik (ATF) bisa mencapai suhu diatas 150 derajat celcius

Semakin sering oli ATF mencapai suhu tinggi, semakin pendek pula masa pakainya. Bisa dibayangkan bila mobil dipakai stop and go setiap hari tak pernah ganti oli.

Sekedar ilustrasi, beban kerja transmisi matik yang konstan dengan kisaran suhu 93-107 derajat celcius, oli ATF hanya layak pakai untuk 24.000 - 40.000 km

Padahal kondisi ekstrm mencapai 150 derajat celcius yang terus menerus  setiap hari, oli ATF rusak setelah dipakai jalan 900 km

Bisa dibayangkan bila pelumas ATF dibiarkan mendidih terus-menerus setiap harinya hingga suhu 160 derajat celcius. Tak sampai 800 Km, oli ATF sudah tak layak pakai

2. Perhatikan spesifikasi oli ATF

Cara pengoperasian transmisi otomatis maupun CVT (Continuous Variable Transmission) memang sama, namun tidak dengan cara kerjanya. Kedua transmisi ini mengandalkan cara kerja yang berbeda.

Pada transmisi otomatis, selain sebagai pelumas, oli juga digunakan sebagai tenaga hidrolis yang bertekanan tinggi, yang memicuperpindahan gigi dan memutar kopling hingga terjadi perpindahan tenaga ke roda. Sememtara pada transmisi CVT yang memiliki hubungan mekanis, tekanan oli yang dihasilkan torque conventer selain menyalurkan tenaga juga mengatur diameter puli. Oli selain sebagai pelumas juga berfungsi sebagai pelindung

Itu sebabnya sangat penting untuk mengenali jenis tranmisi otomatis yang ada dimobil anda. Untuk lebih mudahnya, ganti saja oli transmisi mobil sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan produsen kendaraan. Jangan sekali-kali menggunakan ATF biasa untuk transmisi CVT

d.Tiptronic

(BMW menyebutnya Steptronic, pabrikan lain juga punya nama sendiri tapi sebenarnya semuanya sama).

Sebenarnya sama saja dengan sistem Automatic biasa, tapi kita bisa memindahkan gigi sendiri dengan tuas. Sedikit lebih mahal daripada matic biasa.
Mercedes sudah punya sistem 7 AT.

Keunggulan : kenyamanan matic tapi kita bisa memindahkan gigi sendiri.
Kelemahan : sama seperti matic biasa, kurang responsif.

e. Clutchless Manual

Sistem manual tanpa pedal kopling, dengan tuas transmisi bukan seperti tuas matic tapi persis seperti tuas manual (1-2-3-4-5-R). Kopling diatur computer, cara memindahkan gigi : pedal gas sedikit diangkat (untuk memberitahu computer untuk siap2 mengatur kopling), lalu pindahkan tuas manual. Sistem ini hanya sempat muncul sebentar, contohnya pada Mercedes A-class generasi pertama (namanya clutchless manual atau semi-auto). Sistem ini tidak populer karena tidak senyaman matic/tiptronic yang bisa berpindah gigi sendiri, dan rasanya tidak senatural manual biasa, karena tidak ada pedal kopling untuk diinjak.

f. CVT



Seperti sistem matic, tapi menggunakan belt yang variable sehingga rationya bisa diubah2. Sebenarnya hanya punya satu gigi atau sering disebut tidak bergigi. Audi menyebutnya Multitronic, pabrikan lain juga punya nama sendiri-sendiri tapi semuanya sama.

Ada juga yg menggunakannya untuk menipu customer seperti Honda dengan sistem '7-speed Steermatic'-nya. Berbeda dengan 7 AT milik Mercedes yang benar2 memiliki 7 gigi asli, Steermatic Honda ini hanya mengubah2 ratio belt saja. Bandingkan saja dengan Tiptronic, respons tenaganya kalah jauh. Karena sistem CVT ini memiliki kurva tenaga yang linear.

Keunggulan :

- Perpindahan gigi 'tidak terasa'. Sebenarnya bukannya 'tidak terasa', tapi karena sebenarnya TIDAK ADA

GIGI YANG BERPINDAH karena hanya punya satu gigi.

- Lebih irit daripada matic biasa karena tidak menggunakan torque converter.

Kelemahan :

Sangat tidak cocok untuk performance car. Tenaga tidak responsif, kalah responsif oleh matic biasa sekalipun. Pada matic biasa begitu di-kickdown langsung turun gigi, sedangkan pada CVT hanya mengubah ratio belt saja.

Contoh kasus : tandingkan saja Vios (4AT) vs City (CVT).

g. Sequential Manual


Transmisi manual yang koplingnya diatur oleh computer, bisa berpindah gigi hanya dalam sepersekian detik. Tidak ada pedal kopling, dan pasti ada PADDLE di belakang setir untuk memindahkan gigi. Bedakan dengan 'tombol pemindah gigi' pada tiptronic atau CVT, PADDLE ini bukan berupa tombol di setir tapi semacam tuas di belakang setir.

Ada 'auto' mode, bisa pindah gigi sendiri seperti matic biasa, tapi tidak sehalus matic biasa karena ini tetap adalah transmisi manual. Pada 'auto mode' dan posisi gigi masuk, jika tidak direm mobil tidak akan bergerak maju sendiri karena ini sistem manual dan bukan matic, tidak ada torque converter.
Digunakan hanya optional pada mobil2 sport hi-performance.

Keunggulan :

respons yang bahkan lebih cepat daripada manual biasa, bahkan jika dipindahkan oleh pembalap profesional sekalipun.

Kelemahan :

pada “auto” mode, perpindahan gigi tidak begitu halus dan kadang terasa menyentak, terutama pada kondisi stop-and-go yang tidak cocok untuk mobil2 sport.

Contoh :

Transmisi mobil2 F1, Transmisi SMG milik BMW, Sequential F-1 milik Ferrari, SMT (Toyota, pada MRS spider) dan E-Gear (Lamborghini). Tadinya sistem ini dianggap sebagai 'the future', sebelum munculnya teknologi double-clutch gearbox (look below). Kini sudah mulai ditinggalkan karena banyak keluhan tidak nyaman pada auto mode-nya.

h. Doouble-Clutch Gearbox (tercanggih saat ini)




Transmisi manual yang koplingnya diatur computer seperti Sequential Manual di atas, tapi perbedaan utamanya adalah, menggunakan DUA KOPLING, yang tugasnya menangani dua gigi yg berbeda : gigi yang sedang digunakan, dan gigi yang akan dimasuki.

Dua kopling memungkinkan sudah masuk gigi berikut bahkan ketika gigi awal belum dilepas sepenuhnya. Hasilnya? Perpindahan gigi yang tidak terasa, seperti pada CVT, tapi perbedaan besarnya adalah, tenaganya bahkan lebih responsif daripada manual biasa.

Baru VW Group yang sudah memakai sistem ini, mereka menyebutnya DSG. BMW dan Porsche masih sedang menyiapkan versi mereka masing2 (ZSG untuk BMW, PDK untuk Porsche).

Keunggulan : 

perpindahan gigi yang bahkan lebih mulus drpd matic, dengan tenaga lebih responsif daripada manual.

Kelemahan : 

tidak ada. Bisa digunakan sama nyamannya dari mobil kecil sekelas Golf/A3 sampai supercar dengan horsepower dan torque raksasa seperti Bugatti Veyron (7-speed DSG).

Ok itu tadi diatas artikel tentang aneka dasar macam-macam sistem transmisi mesin auotomotif semoga bermanfaat  guna kita semua bagi yang hobil dunia racing otomotif selamat menikmati bacaanya sekian terima kasih.
Share: