Hubungan Seri Pararel Rangakain Listrik - materi ini adalah pembahasan dasar teknik kelisrtikan pada otomotif dengan simulasi percobaan dan perhitungan berdasarkan contoh rangkaian seri dan pararel dimana dapat diketahui bahwasanya rangkaian seri merupakan dua tahanan atau lebih yang dirangkai secara berurutan atau berderet sedangkan hubungan pararel pada dasar listrik otomotif yaitu dua rangkaian atau lebih yang dirangkai berdampingan sejajar pada tegangan yang sama.
Melanjutkan materi dari rangkai hubungan seri dan pararel maka saya akan mencoba memberi tips dari apa yang saya pelajari baik itu teknik otomotif dan teknik listrik agar dapat dipelajari secara mudah dengan beberpa contoh percobaan rangkain dan perhitunganya seperti berikut ini.
Contoh percobaan 1 rangakaian hubungan seri dari besaran arus dapat dipahami melalui gambar dibawah :
Hasil pengukuran :
It = 1,26 A
I1 = 1,26 A
I2 = 1,26 A
Diperoleh rumusan :
Tahanan – tahanan yang dirangkaikan secara seri dialiri oleh arus yang sama dan Besar arus tidak berubah-ubah di dalam rangkaian seri.
I total = = I1 = I2 = . . . . . = In
Contoh percobaan 2 rangakaian hubungan seri dari besaran tegangan dapat dipahami melalui gambar dibawah :
Hasil pengukuran :
U1 = .........
U2 = .........
U tot = .........
U2 = .........
U tot = .........
Diperoleh rumusan :
Tegangan total hubungan seri adalah jumlah setiap tegangan pada tahanan – tahanan.
U tot = U1 + U2 + . . . . . . . . . + Un
Contoh percobaan 3 rangakaian hubungan seri dari besaran tahanan dapat dipahami melalui gambar dibawah :
Hasil pengukuran :
R2 = ........
R tot = ........
Diperoleh rumusan :
Tahanan total adalah jumlah masing-masing tahanan yang dirangkaikan seri.
R tot = R1 + R2 + . . . . . . + Rn
Kontrol hukum ohm :
Rt = ........ (Rt yang diukur)
R1 = ........ (R1 yang diukur)
Contoh Soal Perhitungan tahanan total (tahanan pengganti) :
Soal 1 :
Dua buah tahanan, R1 = 70 Ohm, R2 = 40 Ohm, dihubungkan dengan tahanan 220 V. Hitunglah tahanan total, kuat arus, tegangan pada setiap tahanan dan perbandingan setiap tegangan dan tahanan itu sendiri.
Jawab :
R = R1 + R2 =
I = U / R =
U1 = I × R1 =
U2 = I × R2 =
Kontrol :
U1 / U2 = ......
R1 / R2 = ......
Kesimpulan :
1. Pada tahanan yang terbesar terletak tegangan yang terbesar
2. Pada masing – masing tahanan memiliki tegangan sendiri – sendiri
Soal 2 :
Tiga buah tahanan masing-masing 100 Ohm, 80 Ohm dan 40 Ohm dihubungkan berurutan ( seri ) dan dihubungkan pada tegangan 220 volt.. Hitunglah tahanan total, besar arus dan tegangan masing-masing tahanan
Jawab :
R = R1 + R2 + R3 = 100 + 80 + 40 = 220 Ω
I = U / R = 220 / 220 = 1 A
U1 = I × R1 = 1 × 100 = 100 V
U2 = I × R2 = 1 × 80 = 80 V
U3 = I × R3 = 1 × 40 = 40 V
U2 = I × R2 = 1 × 80 = 80 V
U3 = I × R3 = 1 × 40 = 40 V
Soal 3 :
Sebuah lampu diode 2 volt 100 mA dihubungkan dengan tegangan 12 volt, berapa besar tahanan depan yang diperlukan supaya lampu diode tidak putus ?
U1 = U tot - U2 = 12 - 2 = 10 V
R1 = U1 / I = 10 / 0,1 = 100 Ω
Rumus Dasar Hukum Ohm dalam rangkaian seri :
Contoh percobaan 1 rangakaian hubungan pararel dari besaran tegangan dapat dipahami melalui gambar dibawah :
Hasil pengukuran :
U1 = .....
U2 = .....
U3 = .....
Ut = .....
Diperoleh rumusan pararel :
U1 = U2 = U3 = Ut
Kesimpulan :
Hubungan pararel terletak pada tegangan yang sama pada setiap cabang.
Contoh percobaan 2 rangakaian hubungan pararel dari besaran arus dapat dipahami melalui gambar dibawah :
Hasil pengukuran :
U1 = .....
U2 = .....
U3 = .....
Ut = .....
Diperoleh rumusan pararel :
U1 = U2 = U3 = Ut
Kesimpulan :
Hubungan pararel terletak pada tegangan yang sama pada setiap cabang.
Contoh percobaan 2 rangakaian hubungan pararel dari besaran arus dapat dipahami melalui gambar dibawah :
Hasil pengukuran :
I1 = .........
I2 = .........
I3 = .........
It = .........
Diperoleh rumusan pararel :
I1 + I2 + I3 = It
Kesimpulan :
Jumlah arus masuk = jumlah arus keluar
Hubungan paralel terdiri dari berbagai arus cabang dan Semua arus cabang bersumber dari arus utama, dan arus keluar kembali pada jepitan atau loop tertutup.
Contoh percobaan 2 rangakaian hubungan pararel dari besaran tahanan dapat dipahami melalui gambar dibawah :
Hasil pengukuran :
R1 = 50 Ω
R2 = 100 Ω
R3 = 150 Ω
1 / Rt = 1 / 50 + 1 / 100 + 1 / 150 = 6 / 300 + 5 / 300
Rt = 300 / 11 = 27,3 Ω
Kesimpulan :
Tahanan total lebih kecil dari tahanan yang terkecil dari masing- masing tahanan.
Perhitungan Rt berdasarkan Hukum Ohm :
Contoh soal 1 pararel :
Dua buah tahanan, masing – masing R1 = 10 Ohm, dihubungkan pararel dengan
200 V. Tentukan tahanan total arus yang mengalir pada tahanan masing – masing serta perbandingan I1 : I2 ; R : R2 dan buatkan gambar.
Gambar rangkaian soal 1
Jawaban soal 1
Kesimpulan :
Tahanan total kecil dari tahanan yang terkecil dari tahanan cabang keadaan arus tiap cabang berbanding terbalik dengan tahanan cabang.
Contoh soal 2 pararel :
Tiga buah kumparan masing – masing 75 Ohm dihubungkan pararel dengan 150 Volt. Berapa Arus total, tahanan total dan rangkaiannya.
Jawaban soal 2 Rangkaian :
Kesimpulan :
Apabila setiap tahanan sama besarnya, maka tahanan total dapat dihitung sbb :
R = R cabang / Jumlah cabang
Demikian mengenai info materi belajar tentang Hubungan seri pararel listrik otomotif yang bisa saya berikan semoga bermanfaat dan sekian terima kasih....